
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol mengatakan, Rusia mungkin akan menghentikan pasokan gas ke Eropa sebagai upaya meningkatkan pengaruh politik selama invasinya ke Ukraina.
Dilansir Al Jazeera, Birol menegaskan, Eropa perlu bersiap untuk menghadapi situasi tersebut.
"Saya tidak akan mengesampingkan Rusia (yang) terus menemukan masalah berbeda di sana-sini dan terus mencari alasan untuk mengurangi pengiriman gas ke Eropa," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita Reuters pada Rabu (22/6/2022).
IEA tidak melihat pemutusan penuh sebagai skenario yang paling mungkin, tambahnya.

Uni Eropa telah memberikan sanksi kepada minyak dan batu bara Rusia, tetapi telah menahan diri dari pelarangan impor gas karena ketergantungannya yang besar dari pasokan Moskow.
Dalam hal total investasi energi untuk tahun 2022, IEA mengatakan dalam sebuah laporan bahwa $2,4 triliun akan diinvestasikan di sektor ini tahun ini, termasuk rekor pengeluaran untuk energi terbarukan.
Tetapi Birol menambahkan bahwa tidak berhasil mengatasi kesenjangan pasokan dan mengatasi perubahan iklim.

Tujuan iklim yang ambisius?
Seorang pejabat di Uni Eropa mengatakan badan tersebut untuk sementara akan beralih kembali ke batu bara untuk mengatasi aliran gas Rusia yang semakin berkurang tanpa menggagalkan tujuan iklim jangka panjang.
Para pemimpin Eropa telah mendekati Rusia karena aliran melalui pipa Nord Stream 1 dipotong menjadi hanya 40 persen dari kapasitas.